Bojonegoro (ANTARA News) - Empat korban dalam insiden tenggelamnya sebuah perahu di perairan Bengawan Solo di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Jatim pada 2 Mei lalu, hingga Jumat pukul 05.30 WIB belum ditemukan.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Kasiyanto, mengatakan, empat korban yang belum ditemukan semuanya warga Dusun Genuk, Desa Padang dan pencarian sudah memamasuki hari kelima.

Namun, katanya, pencarian korban oleh Tim SAR gabungan Brimob Polda Jatim, BPBD, polres, juga berbagai instansi lainnya, akan dihentikan di hari keenam, Sabtu (7/5) sore. "Kalau dalam kejadian biasa pencarian korban dilaksanakan tiga hari, karena ini kejadian luar biasa pencarian korban berjalan enam hari," katanya menjelaskan.

Pencarian mengerahkan sekitar 125 personel dengan enam perahu karet dan dibantu masyarakat yang memanfaatkan perahu tembo bermesin.

Jumlah personel yang dikerahkan lebih sedikit dibandingkan di awal pencarian dengan 185 personel. Sedangkan Posko perahu tenggelam yang semula di Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, dipindah ke taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, untuk memudahkan komunikasi.

"Pencarian korban dilakukan di sepanjang perairan Bengawan Solo di Bojonegoro hingga Babat, Lamongan," jelasnya.

Sementara Kabag Ops Polres Bojonegoro Kompol Agus Wahono menjelaskan, Tim dokter Polda Jatim yang melakukan identifikasi korban perahu tenggelam sudah kembali ke Surabaya. Meski demikian, tim dokter tersebut sewaktu-waktu bisa didatangkan kalau ditemukan lagi, korban perahu tenggelam.

Identifikasi semua korban, lanjutnya, tetap dilakukan tim dokter Polda Jatim, yang sebelumnya sudah mendata semua penumpang perahu tenggelam. "Kalau memang ada korban ditemukan, tim tinggal mencocokan data yang dimiliki dengan jenasah korban untuk memastikan identitas korban sebelum diserahkan keluarganya," paparnya.

Dalam insiden tenggelamnya perahu berpenumpang 32 itu, 23 penumpang dinyatakan selamat, lima penumpang ditemukan tewas, dan empat orang masih hilang.

Dalam perjalanan dari Desa Padang menuju Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, perahu yang dikemudikan Wijituk (53) itu menabrak kayu besar hingga pecah dan tenggelam.

(ANTARA/S026)