Jakarta (ANTARA News) - Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bhakti S Gumay mengatakan, sebanyak 17 korban tewas jatuhnya pesawat Merpati Nusantara Airlines (MNA) di Perairan Kaimana, Provinsi Papua Barat, Sabtu siang, berhasil dievakuasi.

Dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Sabtu malam, Herry Bhakti mengatakan, berdasarkan laporan terakhir, ke-17 korban tewas yang sudah ditemukan itu berada di Rumah Sakit Umum Daerah Kaimana.

"Namun kami belum bisa merilis nama-nama ke-17 korban tersebut. Proses evakuasi masih dilakukan. Tim SAR dibantu aparat TNI Angkatan Laut dan masyarakat setempat masih terus mencari para korban lain yang belum ditemukan," katanya yang didampingi Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian pesawat Udara Kemenhub Yurlis Hasibuan, dan Vice President Public Relation Merpati Nusantara Airlines, Sukandi.

Ia mengatakan, pesawat Merpati jenis MA 60 dengan nomor penerbangan MZ 8968 itu berangkat dari Sorong sekitar pukul 12.45 WIT menuju Kaimana. Pesawat berkapasitas 56 penumpang itu diperkirakan tiba di Kaimana sekitar pukul 13.55 WIT.

Saat kejadian, kata Herry Bhakti, pesawat buatan China tahun 2010 itu membawa 21 penumpang yang terdiri dari 18 dewasa, satu anak-anak, dua bayi, ditambah enam kru yakni pilot Kapten Purwadi Wahyu, kopilot, dua pramugari dan dua mekanik, sehingga total berjumlah 27 orang.

Ia mengatakan, saat penerbangan, kondisi cuaca dalam keadaan hujan dan berawan. Pesawat jatuh saat belok untuk masuk jalur pesawat mendarat atau terbang visual, tepatnya di atas perairan Kaimana.

"Kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi, sebab-sebab kecelakaan nanti biar Tim KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) yang akan menjelaskan. Tim KNKT dan Direktorat Perhubungan Udara malam ini akan berangkat ke lokasi, dan akan langsung mengumpulkan data-data," katanya.

Ia mengatakan, kendala evakuasi adalah cuaca yang buruk dan posisi jatuhnya pesawat berada di laut, atau 500 meter sebelum masuk kawasan bandara yang berada dekat laut.

Ketika ditanya mengenai kelaikan pesawat, Herry mengatakan, secara teknis tidak ada masalah dan bisa dipertanggungjawabkan. Pesawat tersebut, katanya, baru 615 jam terbang dengan 764 pendaratan. Merpati memiliki 13 pesawat jenis itu yang dioperasikan di Indonesia.

Sementara itu, Vice President Public Relation Merpati Nusantara Airlines, Sukandi, mengatakan, pihak MNA belum bisa mengeluarkan daftar nama-nama penumpang, dan belum bisa memastikan apakah ada warga negara asing dalam pesawat naas itu.

Ia mengatakan, pihaknya sedang mengupayakan besaran asuransi jiwa bagi para korban diusahakan di atas Rp700 juta per orang.(*)