“Salah satu pertimbangannya adalah seluruh ABK yang disandera itu tidak selalu berada satu kapal, sehingga upaya yang paling realistis adalah dengan pemberian tebusan dan aksi militer,’’ kata Panglima TNI, Laksamana Agus Suhartono.
Menurutnya, setelah pembajak tidak berada di kapal MV Sinar Kudus, dilakukan aksi militer dengan melakukan pengejaran terhadap pembajak.
“Pembajak menyerang, tembak menembak terjadi. Empat pembajak dilumpuhkan dan jatuh ke laut. Jenazahnya tidak bisa ditemukan. Namun speed boot-nya bisa kita tarik dan kita naikkan ke kapal dan dibawa ke Indonesia,” papar.
Berikut kutipan selengkapnya:
Mengapa proses pembebasan ABK Sinar Kudus sangat lama?
Ada beberapa pertimbangan. Pertama, hasil deteksi dari pesawat yang diterbangkan di laut bahwa kapal Sinar Kudus dijangkarkan sejajar dengan delapan kapal lain yang dibajak juga. Kedua, belum ada negara-negara yang membebaskan saat nego jangkar.Ketiga, ABK yang disandra sering dipindah ke kapal lain, sehingga yang berada di kapal tidak lengkap. Keempat, tiap kapal yang dibajak dijaga pasukan pengaman. Kemudian dilaporkan ada sekitar 15-20 kelompok pembajak yang terorganisir dengan baik. Per kelompok sekitar 30 orang.
Operasi militer sudah direncanakan sebelumnya?
18 April 2011 digelar rapat terbatas di Bogor dengan dua putusan. Pertama; selamatkan sandera terlebih dahulu dan dilanjutkan pengejaran terhadap pembajak dan operasi militer. Kedua, aksi serentak pembebasan sandera dengan kekuatan satu LPD (Landing Platform Dock), satu helikoter dan pasukan khusus terdiri dari Marinir, Kopassus, Kostrad, dan Kopaska.Bagaimana dengan empat perompak yang tewas dan uang tebusannya?
Ini sesuai dengan skenario awal. Mengenai uang tebusannya tidak kita temukan. Sebab, uang tebusan itu di atas kapal sudah dibagi-bagi kepada beberapa pihak. Pada saat pembagian itu ada terdapat 82 orang, dan dibawa masing-masing. Kalau <I>toh ada sama pembajak, itu ikut tenggelam bersama pembajaknya. Yang kita bawa adalah speed boot yang digunakan perompak.Lho bukannya semua uang tebusan itu untuk perompak?
Setelah droping dilakukan, uang tebusan dibawa ke kapal Sinar Kudus untuk dihitung. Dicek palsu atau tidak. Kemudian langsung dibagi yang terlibat pembajakan. Seperti, investor 50 persen, pembajak 30 persen, tokoh informal 10 persen dan penjaga 10 persen.Bagaimana menyelesaikan kasus pembajakan yang ada di Somalia?
Memang kita ketahui masih banyak kapal yang belum dibebaskan dari beberapa negara dengan sandera hampir 600 orang. Diharapkan Negara-negara ini bersatu. Kami ingin pembajakan di Somalia bisa selesai dengan restu dari DK PBB yang mengkoordinir seluruh negara untuk melakukan penyelesaian secara bersama.Bukannya di sana sudah ada pasukan Combined Task Force (CTF)?
CTF mengamankan jalur pelayaran di Pulau Aden. Sepanjang jalur pelayaran itu ditempati pasukan multinasional. Kapal-kapal melalui jalur Aden harus melalui titik tertentu yang dijamin keamanannya. Namun belum dilakukan pembahasan untuk menyelesaikan kapal-kapal yang saat ini dibajak. Untuk itu seyogianya didorong pasukan mutinasional atas restu DK PBB secara bersama-sama melakukan operasi bersama.Indonesia berperan dalam CTF?
Kita diberikan tawaran untuk menempatkan perwira angkatan laut kita bersama-sama dalam CTF 151 atau kombain pos di teluk Oman yang dipimpin Singapura. Saat ini kita sudah mengirimkan dua perwira menengah di kapal tersebut. Keberadaan perwira tersebut sangat berarti sekali untuk menjembatani antara petugas kita dengan CTF yang sedang bertugas di sana. Koordinasi itu sangat baik, perwira ini sebagai staf CTF 151 tetap akan kita tempatkan di sana untuk mengantisipasi bila ada kapal berbendera Indonesia yang melewati daerah-daerah rawan tersebut.
Kenapa tidak mengawal kapalnya saja?
Beberapa negara saat ini mengawal kapal, itu benar. Tentunya untuk Indonesia akan mengkaji dulu apakah nanti layak menempatkan kapal di sana atau mengawal kapal berbendera Indonesia yang berlayar melalui perairan Somalia. Tentunya ini akan diputuskan dengan menghitung berapa jumlah kapal Indonesia dan frekuensinya yang melintas di sana. Kita akan melihat apakah cukup efektif bila kita menempatkan kapal di sana atau menempatkan personel keamanan di kapal berbendera Indonesia. Ini akan dibahas.Bagaimana dengan kapal Singapura yang terdapat WNI?
Beberapa waktu lalu memang benar ada 13 WNI dari 25 ABK dari kapal berbendera Singapura. Saya prihatin atas kejadian ini. Untuk itu kita akan berkoordinasi dengan Singapura. Mengingat kapal itu berbendera Singapura dan milik negara tersebut, sehingga kegiatannya harus seizin dari pemerintah Singapura. Kita akan melakukan penjajakan untuk kemungkinan keterlibatan bersama-sama menyelesaikan pembajakan ini.http://www.rakyatmerdekaonline.com/news.php?id=26422
Tidak ada komentar:
Posting Komentar