Jumat, 29 April 2011

tempointeraktif : WikiLeaks: Hambali Siapkan Gelombang Teror

TEMPO Interaktif, Jakarta - Hambali, gembong teroris yang kini ditahan di penjara pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat, Guantanamo Bay, Kuba, dilaporkan berencana menggelar gelombang aksi teror di Asia.

Situs pembocor dokumen rahasia WikiLeaks kemarin mengungkapkan sasaran serangan Hambali di Indonesia meliputi perusahaan Amerika, seperti Caltex dan ExxonMobil yang beroperasi di Selat Malaka, sebuah tambang emas, dan Kedutaan Besar Amerika di Jakarta. Kedutaan Besar AS di Jakarta, misalnya, direncanakan diserang dengan menggunakan helikopter pada 1999.

Situs yang membocorkan dokumen rahasia Departemen Pertahanan Amerika bernomor US9ID-010019DP ini juga mengungkap bahwa pria kelahiran Cianjur, 4 April 1964, itu pada mulanya tak merencanakan mengebom Kuta, Bali. Ia mendapat dana US$ 83 ribu dari Al-Qaidah lima bulan setelah serangan 11 September 2001. Saat bertemu dengan pemimpin Jamaah Islamiyah di Bangkok, dana itu direncanakan dipakai untuk menyerang kepentingan Amerika yang berdampak finansial besar: kilang minyak Caltex dan ExxonMobil di Selat Malaka.

Hambali kemudian mengontak Dr. Azahari, pakar bom asal Malaysia. Tapi, Azahari bilang operasi itu sulit dan Bali pun dipilih. Setelah sukses, dokumen itu menyebutkan Al-Qaidah kemudian mengirim duit US$ 130 ribu ke Jamaah Islamiyah sebagai imbalan dan bantuan dana untuk serangan berikutnya. Setahun kemudian, dana US$ 100 ribu dikirimkan dari Pakistan untuk operasi pengeboman Hotel JW Marriott dan Kedutaan Besar Australia di Jakarta.

WikiLeaks menyebut otak Bom Bali I pada 12 Oktober 2002 itu terhitung sebagai tahanan yang kooperatif dan memberikan informasi secara sukarela kepada para interogator. Namun, jika dilepas tanpa rehabilitasi dan pengawasan ketat, menurut dokumen ini, dia diduga akan mencoba terlibat kembali dengan para aktivis ekstrem.

Hambali digambarkan sebagai perencana operasional dalam beberapa serangan teroris. Ia juga mendanai serta menyuplai personel dan perlengkapan operasi Al-Qaidah dan JI. Dari keterangan Hambali inilah hubungan antara Al-Qaidah dan JI, yang telah lama dispekulasikan, terjawab.

Hambali menuturkan tumbuh di Cianjur, lalu pergi ke Malaysia pada 1985. Di negara ini dia direkrut Abdullah Sungkar, pria yang mendirikan JI dengan Abu Bakar Ba'asyir. Sungkar mendidiknya enam bulan dan membujuknya berjihad. Menurut dokumen tersebut, Hambali tak menunjukkan penyesalan atas apa yang ia lakukan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar